Total Tayangan Halaman

Kamis, 23 Februari 2017

NHW #5 KURIKULUM BELAJAR GUE BANGET

Bismillahirrohmanirrohim...

Masih menyempatkan mengerjakan tugas NHW ditengah suami yang lagi sakit dan Hanif lagi duper tantrum, hiks. 

Membuat design belajar dan kurikulum yang 'gue banget' itu lumayan membingungkan. Sama seperti pertanyaan "apa kelebihan dan kekurangan kamu?". Nah, jawabannya susah kan. Mungkin lebih mudah kalau menilai kelebihan dan kekurangan orang lain hihihi.

Kurikulum sendiri artinya rencana belajar, ambil dari wikipedia. Memang lebih enak jika penjabaran kurikulum dalam sebuah tabel agar mudah dimengerti maksud dan tujuannya. Sebelum membuat tabel, alangkah lebih baiknya jika terlebih dahulu tahu tentang tiga hal yaitu :
1. Metode belajar
2. Strategi belajar
3. Evaluasi

KURIKULUM ALA IBU HANIF

1. METODE BELAJAR
Cerita sedikit tentang masa lalu. Terlahir di keluarga pendidik, yang mana sama seperti anak kebanyakan lainnya, cenderung diajarkan pasif, tidak diberi ruang untuk eksplorasi mata pelajaran, terpaku hanya satu ajaran yaitu guru ke murid. Maka dari itu, metode belajar ingin sekali saya ubah menjadi lebih aktif, dan dinamis. Metode belajar yang kritis, terbuka untuk mengeksplorasi pelajaran dan yang pasti harus menyenangkan. Serta ilmu yang saya akan tuntut, ilmu yang sesuai dengan saya.

2. STRATEGI BELAJAR
Kali ini, saya akan membuat sebuah tabel sebagai landasan strategi belajar saya nantinya. Dan agar lebih mudah dalam memahami dan tahu langkah apa yang harus diambil.























































Yang terpenting dari strategi belajar yaitu DISIPLIN, KOMITMEN DAN KONSISTEN.

3. EVALUASI
Bagian yang teramat penting karena tanpa evaluasi maka sebagus apapun strategi yang dibuat akan menjadi tidak terukur dan terarah.

Semoga Allah mudahkan jalan kita dalam menuntut ilmu.

Rasululloh Bersabda :

“Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga. [ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ]

( Maafkan untuk kali ini agak sedikit berantakan, maklum deadline. In syaa Allah, jika ada kesempatan bisa diperbaiki lagi )

KARLINA EKASARI
Ibu Pembelajar


Kamis, 16 Februari 2017

Mendidik dengan fitrah_NHW 4

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh..

Hampir setiap minggu saya akan mengerjakan tugas-tugas NHW jadi jangan bosan ya.

Semakin lama, tugas dari IIP semakin berbobot dan berkelas. Dan peserta pun harus ekstra mencurahkan tenaga utk mengerjakannya. Belajar dari ibu Septi, bahwa belajar tidak boleh setengah setengah. Tugas kali ini dikerjakan dalam suasana pilkada dan mudik ke kampung halaman. Jadi mengerjakannya pun ikut 'ngos ngos an' hehehe.

Saya semakin yakin dengan jurusan ilmu yang saya pilih, bahkan Alhamdulillah semenjak ikut IIP malah semakin terarah dan berprogress. Ilmu parenting Islam tentunya akan saya pelajari maksimal dan sepenuh hati.

Ceklist sudah dibuat tapi ada yang lebih penting daripada hanya membuat yaitu TERUKUR, TERARAH DAN KONSISTEN. Tiga kalimat sakti pengubah dunia, paling tidak buat dunia saya sendiri dulu. Jujur, saya merasa sangat berterima kasih kepada tim IIP. Atas berkat tugasnya lah, saya bisa membuat ceklis yang belum pernah saya buat sama sekali. Dan itu sangat membantu sekali. 
Kembali ke TERUKUR, TERARAH, dan KONSISTEN tentu tidaklah mudah. Tapi saya mencoba untuk terus berikhtiar kepada 'janji-janji perbaikan' yang telah saya buat. Janji-janji yang tidak terlalu muluk tapi in syaa Allah bisa saya jangkau.

Selama ini saya suka menulis tentang keIslaman ditambah saat ini saya sudah memiliki anak, terpicu rasanya kelak suatu saat nanti bisa berbagi ilmu dengan para perempuan yang ingin berhijrah ditambah yang ingin mendalami ilmu parenting secara Islami. Tapi untuk kearah sana diperlukan ilmu yang mumpuni terlebih dahulu agar bukan orang yang 'asbun'.
Maka visi saya : memberikan kebermanfaatan baik dalam keluarga maupun oranglain.
Misi saya : Selamat dunia akhirat dan berkumpul bersama orang yang saya cintai di syurgaNya Allah.
Peran : sepenuhnya menjadi ibu dalam keluarga yang pandai penulis dan dapat berbagi.
Bidang : pendidikan Islami ibu dan anak

Saya sadar betul bahwa 'ILMU SEBELUM AMAL'. Maka dari itu, ilmu-ilmu yang harus dipelajari tentunya harus berkaitan dan bertahap.
Tahapan seperti yang ibu Septi ajarkan sebagai berikut :
1. Bunda Sayang
2. Bunda Cekatan
3. Bunda Produktif
4. Bunda Shaleha

Seperti yang ibu Septi sampaikan bahwa segala sesuatu ada tahapannya, bertahap dan konsisten. Oleh karena itu saya akan jabarkan mengenai ulasan per tahapannya.
>> Bunda Sayang, di tahapan ini ilmu yang harus dipelajari yaitu ilmu parenting Islam secara penuh. Karena ditahapan ini, sebaiknya seorang ibu harus lebih dekat ke anak-anaknya.
>> Bunda Cekatan, di tahapan ini ilmu yang harus dipelajari selain ilmu Parenting tentunya ilmu management waktu. Mengatur waktu di bunda cekatan bagi saya itu penting. selain itu tentunya ilmu parenting.
>> Bunda produktif, ditahapan ini ilmu yang harus dipelajari menulis dan 'public speaking'. Karena ditahapan ini, seorang ibu sudah bisa berbagi ilmu kepada orang lain agar lebih bermanfaat.
>> Bunda shaleha, ditahapan ini semua ilmu harus terus dipelajari secara berkesinambungan. Karena ditahapan ini, teladan lah yang menjadi contoh para bunda lainnya.

Menentukan milestone, yup it's time.
Saya sendiri tentunya akan menentukan milestone anggaplah dimulai dari nol pada saat memutuskan belajar di IIP. Sekitar satu bulan yang lalu. Dan tahapan milestone, saya akan bagi sesuai tahapan yang diarahkan ibu Septi.
- Bunda Sayang , dimulai dari Januari 2017 - Januari 2019 ( agar bisa melihat apakah TERUKUR, TERARAH, dan KONSISTEN)
- Bunda cekatan, Januari 2019 - Desember 2020.
- Bunda produktif, Januari 2021 - September 2021.
- Bunda shaleha, Oktober 2021 - Desember 2021.
Dan saya akan mulai bisa berbagi dengan orang lain sekitaran bulan Januari 2022.

Belajar mengenai parenting Islam tentunya saat ini juga sudah masuk kedalam checklist yang saya buat dan akan terus ditingkatkan perlahan.

LAKUKAN, LAKUKAN, LAKUKAN.

"Ikhtiar manusia 99%, namun ada faktor mutlak 1% HAK ALLAH"

Salam,
Dari ibu pembelajar
KARLINA EKASARI


Kamis, 09 Februari 2017

NHW #3 - MEMBANGUN PERADABAN DARI RUMAH_KARLINA EKASARI

Bismillahirrohmanirrohim,

Hallo, Assalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh...

"Membangun peradaban dari rumah"
Masya Allah, tema NHW Institut Ibu Professional kali ini menarik sekali sekaligus deg deg syeer ngerjainnya. Tapi ya harus dihadapi kan :)

Tugas pertama adalah buat surat cinta ke suami. Jreng jreeeng jreeeng ( BELOM PERNAH HAHAHAHAHA ). Maklumlah perkenalan saya dan suami itu seperti ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus. Diperkenalkan April, dilamar Juni dan menikah Oktober di tahun yang sama yaitu 2014.

Biasanya kalau ada tugas dari IIP memberitahu juga suami soalnya tapi karena tugas ini mau bikin suprise jadilah gak ngasih tau hihihi. Sampai disuatu malam saya bikin surat cinta itu. Dan ternyata gak mudah loh, karena ngerobekin kertas berkali kali ( ampun Gusti ). Lalu setelah surat itu dibuat trs dimasukkan ke dalam amplop kondangan ( GAK ROMANTIS BLASS ). Trs baru kasih tau kalau saya ada tugas bikin surat cinta sambil kasihkan suratnya. Bukannya langsung dibaca ealah pak suami malah bawa ke kantor ( Gatot ini mah judulnya ). Kira-kira sudah 1 jam setelah keberangkatannya ke kantor, iseng tanya 'Mas sudah baca surat cinta?". Dan jawabannya "Makasih ya, emot orang jatuh cinta". Jadi malu hihihi...

Tugas kedua mengenai potensi anak.
Hanif, anak saya saat menuliskan blog ini baru satu. Umurnya saat ini 18bulan. Sebenarnya ibunya belum bisa terlalu melihat dengan jelas potensi Hanif ya walaupun ada beberapa kebiasaan yang mungkin saja itu salah satu potensinya.

Hanif bisa dibilang anak yang cukup pendiam dan ramah. Ini bisa terlihat dari bayi Hanif jarang sekali menangis menjerit jerit seperti anak yang seumuran lainnya. Bila saya pergi membawa dia, hampir jarang menangis kecuali lapar, haus, dan tidak nyaman. 

Hanif juga terbilang anak yang pandai bergaul. Terlihat ketika dia berada di lingkungan yang baru, sangat amat pandai menyesuaikan diri. Ia selalu memperkenalkan diri, tidak takut dengan temannya apalagi jika ia anggap orang tersebut temannya. 
Dalam hal bermain, Hanif jarang sekali bermain sendirian. Dia lebih senang bermain diluar bersama teman dibandingkan mobil-mobilan dirumah ( kecuali hujan ).Ya walaupun pada akhirnya akan berebutan mainan juga sih, hihihi.

Hanif anak yang sangat inisiatif sekali. Sebagai contoh, jika dia ingin makan ia pasti menunjuk ke arah piring sambil bilang 'emam mam'. Atau dia sering terlihat menggeret kasur palembang kecil untuk ia bawa ke ruang keluarga jika ingin tidur-tiduran disana.

Hanif anak yang ekspresif. Ia tidak segan menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu barang atau perasaannya. Jika ia merasa senang, ia akan menunjukkan rasa gembira di wajahnya begitupun sebaliknya.

Rasa empati yang dimiliki Hanif pun lumayan baik. Ia jarang menyakiti orang lain tanpa sebab, dan jika pun ia menyakiti orang lain pasti akan menangis bahkan segera memeluk orang tersebut.

Apa ini potensi mu nak?

Apapun itu, ibu In syaa Allah akan mendukung penuh selama kamu berada di jalan yang lurus. Seperti namamu ' Hanif Abdurrahman Dzulqarnain ' ( Hamba Allah yang penuh kasih sayang lurus di jalan NYA seperti raja Dzulqarnain yang kerajaannya membentang dari barat hingga timur ). Allahumma aamiin :')

Tentang potensi diri sendiri.
Ini sebenarnya pertanyaan paling susah, karena penilaian diri sendiri khawatir berlebihan. Tapi baiklah coba diteliti.

Saya itu orang yang sangat bersemangat tapi mudah bosanan. Ini perpaduan antara potensi serta kelemahan.
Saya juga mudah memaafkan kesalahan orang lain, suka bergaul, dan melakukan hal hal yang membuat orang lain tertawa.

Lebih sering mempergunakan otak kanan dibanding otak kiri. Lebih senang memasarkan produk dibanding harus menghitung laporan keuangan. Lebih senang mengobrol dengan orang lain dibanding mengerjakan matematika.

Suka dengan ide-ide baru. Senang mempengaruhi orang lain dan senang dengan yang berbau kreatifitas.

QadarulLah, sekarang sudah menjadi wanita yang paling sempurna dengan menjadi isteri dan ibu. Oleh karenanya, semoga potensi diri bisa dipergunakan semaksimal mungkin untuk menjadi hamba yang bertakwa serta isteri pembelajar dan ibu professional.

Tentang lingkungan.
QadarulLah, menjelang usia 2 tahun pernikahan, saya dan suami memutuskan untuk hijrah ke sebuah kota yang bisa dibilang lumayan religius. Ah, mungkin ini maksud Allah terhadap keluarga kecil kami. Tinggal di lingkungan yang berbeda dengan lingkungan yang sebelumnya.

Sebelumnya, kami tinggal di sebuah gang dipinggiran kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kami menumpang dirumah orangtua saya. Tinggal disebuah lingkungan yang belum teredukasi dengan baik pendidikannya membuat rasa khawatir kami sebagai orangtua muncul. Bagaimana tidak, hampir selalu kami mendengar anak kecil berbicara yang tak layak setiap hari. Ya tidak bisa dipungkiri mungkin mereka mencontoh dari orang dewasa karena anak kecil itu peniru yang ulung. Belum lagi dengan maraknya perzinahan dilingkungan tersebut, AstaghfirulLah :(

Tinggal di Depok, membuat kami jauh lebih tenang. Saya pun jauh lebih bisa mengatur kegiatan keluarga yang lebih baik. Walaupun tempat tinggal kami penuh dengan keragaman suku, agama, dan budaya tapi tetap rukun dan damai.

Dan saya pun menangkap pesan ya Allah sampaikan dengan cara belajar dengan lebih mendekatkan kepadaNYA serta fokus terhadap keluarga.

In syaa Allah dengan semuanya ini, diri ini bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Allahumma aamiin



Image result for al ummu madrasatul ula


NHW #1 ADAB SEBELUM ILMU



Bismillahirrohmanirrohim,

(«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا»
Ya Allah, Aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal shalih yang diterima” (HR Ahmad)

NICE HOMEWORK INSTITUT IBU PROFESSIONAL
(Selasa, 24 Januari 2017)


1.    Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?

Dari sekian ilmu yang banyak dan beraneka ragam, serta dengan keterbatasan saya sebagai seorang manusia maka saat ini saya memutuskan untuk terfokus serius mendalami Ilmu Parenting secara Islami atau yang lebih dikenal sebagai “Parenting Nabawiyah”. Saya berharap dengan kesungguhan menekuni ilmu dibidang ini, Allah memudahkan jalan untuk hambanya yang masih fakir ilmu ini.

2.    Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Ketertarikan pada agama Islam secara penuh muncul ketika saya memutuskan Lillahita’ala berhijrah. Mengikuti sesuai perintah Allah dengan berdasarkan petunjuk Rasulullah.

Terlebih ghirah ini membuncah ketika Allah yang Maha Pemurah memberikan amanah kepada saya menjadi seorang ibu. Amanah yang luar biasa besar, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Oleh karenanya, amanah ini tidak akan pernah saya sia-siakan dan akan menjadi ‘karier’ terhebat bagi diri saya.

Buat saya pribadi, menjadi seorang ibu bukanlah hanya sekedar melahirkan dan mengubah status didalam KTP atau KK. Lebih dari itu peran ibu sesungguhnya. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya penuh untuk berdedikasi kepada keluarga. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadi pilar peradaban generasi. Menjadi seorang ibu berarti siap menjadikan dirinya sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak “Al ummu madrasatul u’laa”.

Karena beratnya tanggung jawab serta konsekuensi yang ditanggung seorang perempuan yang ingin menjadi seorang ibu, maka memerlukan ilmu yang mumpuni. Karena dengan ilmu lah, seorang hamba bisa membedakan kebaikan atau keburukan serta petunjuk dari kesesatan.

Diri ini menyadari betul, agar kelak saya bisa menjadi sebenar benarnya ibu maka dari itu saya bertekad kuat untuk mendalami ilmu parenting nabawiyah tersebut.


3.    Bagaimanakah strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan dibidang tersebut?

Seorang penuntut ilmu tentunya harus mulai mencari “GURU” tempat dimana ia akan menimba ilmu tersebut.

QadarulLah, takdir pertama saya ketika muncul keinginan untuk mempelajari ilmu parenting nabawiyah adalah bertemu dengan ibu Septi Peni pada sebuah seminar tempat saya mengaji. Dan selanjutnya, strategi strategi menuntut ilmu parenting terus saya lakukan dengan cara sebagai berikut :
·      Rajin mengikuti seminar yang berkaitan dengan ilmu tersebut baik secara online maupun offline
·      Bergabung dengan komunitas atau grup-grup yang sepemahan dan sepemikiran yang akan memperkuat tekad serta semangat dalam menuntut ilmu tersebut
·      Bergaul dan berteman dengan orang-orang shalih/shalihah serta orang-orang yang berilmu.

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
·      Membeli dan membaca buku yang akan menjadi sumber ilmu.

4.    Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam mencari ilmu tersebut?

Seperti gelas kosong yang siap menerima air, seperti itulah saya memposisikan diri saya. Sambil terus berupaya membersihkan diri dari berbagai penyakit hati yang menghinggapi diri ini. Selain hal tersebut, tentunya yang tidak kalah penting bahkan teramat penting adalah berupaya terus memperbaiki diri dengan Allah, Tuhan Pencipta Alam Semesta ini. Karena saya percaya, jika hubungan dengan Allah sudah baik maka hubungan dengan manusiapun akan baik.

Saya juga berusaha untuk merapikan file-file dokumentasi baik ilmu yang didapatkan melalui offline ataupun online.

Saya juga akan terus berusaha menjaga silaturahim dengan para guru yang telah memberikan begitu banyak ilmu. Serta terus mendoakan yang terbaik untuk para guru.

Dan terakhir, saya berusaha merapikan kembali buku-buku yang akan saya pelajari sehingga proses belajar akan lebih mudah.


Sekian jawaban dari seorang manusia yang terus akan belajar dalam kehidupannya.

Rabu, 25 Januari 2017.

( KARLINA EKASARI )

Rabu, 01 Februari 2017

NHW #2 - CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN


 Entah mengapa setiap dapat tugas dari fasilitator Institut Ibu Professional terasa deg-degan. Seperti kembali mengulang masa sekolah. Tapi bismillah, ini ikhtiar untuk terus menjadi isteri serta ibu pembelajar.

Tulisan ini melompat postingan karena kemarin-kemarin sempat error blognya. Alhamdulillah sekarang sudah bisa kembali aktif. In syaa Allah, postingan yang sebelumnya yaitu materi NHW #1 tentang "Adab Menuntut Ilmu" akan diposting setelah materi ini ya. Dan postingan selanjutnya tentang materi-materi NHW akan diposting di blog. Agar memudahkan oranglain yang ingin sama-sama belajar.

Baiklah, kita mulai ya.
Sebelumnya fasilitator mengirimkan sebuah video ibu Septi berdurasi kurang lebih 30 menit. Setelah mendengar video itu berulang-ulang diwaktu anak tidur, ya Allah gusti rasanya jleb pisan. Nangis berkali-kali, teringat masih banyak lalainya diri ini. Tapi tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Doakan terus ya ibumu ini. Untuk rangkuman videonya, diposting di postingan selanjutnya ya.

CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN
A. SEBAGAI INDIVIDU
B. SEBAGAI ISTERI
C. SEBAGAI IBU

Jujur hampir saya tidak pernah melakukan checklist semacam ini. Dan bersyukur ada di komunitas baik ini, jadi tahu bahwa memang seharusnya kita membuat checklist agar pekerjaan kita terukur dan terarah.

Saya membagi dalam tiga waktu yaitu harian, mingguan serta bulanan. Dan agar lebih jelas dan detail, maka saya membuat bagan beserta evaluasi nya. Evaluasi dilakukan berdasarkan apa yang sudah dilakukan atau belum.


 


Semoga indikator checklist ini bisa bermanfaat untuk saya beserta dan para pembaca sekalian.
Terimakasih sudah mengunjungi dan membaca blog saya. Mohon maaf jika banyak kekurangan disana sini.

Salam,

KARLINA EKASARI
(Seorang ibu pembelajar)