Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Desember 2013

Luka pun butuh oksigen untuk mengeringkannya, begitupun dengan hatimu...


Setelah sekian lama....

Entah berapa lama lagi...

Elena menatap langit dengan penuh keharuan, menatap kecil sebuah buku harian yang tanpa sadar telah ditetesi air matanya. Air mata yang menjadi saksi, betapa dalam luka itu menyayat hatinya..

Berawal dari sebuah pertemuan singkat dengan seorang laki-laki yang tampak dari jauh memandanginya. Ya, Elena sadar bahwa ia disana sedang memperhatikannya. Elena yang malu menoleh sedikit kearahnya, dan langsung ia tersadar "Astagfirulloh" seraya langsung menunduk kembali. Tanpa diduga ternyata laki-laki itu menghampirinya. Degup jantungnya berdebar ketika langkah-langkahnya mendekati ia yang sedang duduk manis. "Assalamualaikum, sepertinya saya kenal" ia memperkenalkan diri. "Oh, ya. Dimana yah?" kata Elena singkat. Laki-laki tersebut baru saja akan menjawabnya "Bro, lo kenal dia" sela Fauzan. "Ya, sepertinya saya kenal dia, kamu rumahnya di blok D4 yang di ujung jalan Permata kan."Iya" jawab Elena singkat. "Perkenalkan, nama saya Angga".

Ya, Angga pemuda yang ternyata rumahnya tidak begitu jauh dari rumah Elena. Elena pun akhirnya mencari tahu siapa Angga itu? Pemuda baik kah? Atau jangan-jangan seperti pemuda yang sering menyakiti sahabatnya.

Elena, mulai 'kepo' dengan semua tentang Angga. Elena menemukan sebuah blog yang menceritakan tentang pribadinya. Nampaknya Angga sosok pemuda yang beda dari biasanya. Sebuah tulisan menyentuh yang Elena akhirnya terkagum dengan Angga, ya tulisan itu berjudul "Ibu, akan aku buatkan syurga untukmu".

Setelah sekian lama, sosok Angga tidak pernah tampak lagi di kehidupan Elena. Angga menghilang entah kemana. Nampaknya Elena mulai terpukul, tapi ia simpan dalam hati.

Takdir Allah mempertemukan Elena dengan Angga kembali. Disuatu pertemuan singkat, Angga menegurnya. Dipelataran masjid dekat rumahnya. Ditempat yang tidak ia duga-duga. Senyum manis wajah Elena mengiringinya. Mungkin itu senyum termanis yang ia berikan kepada dunia untuk hari ini.

Takdir Allah juga yang mempertemukan Elena satu kampus dengannya. Walaupun tidak satu kelas tapi cukup mempertemukan mereka di berbagai tempat dan waktu.

Angga, anak baru di jurusan yang berbeda dengan Elena, ternyata sosok pribadi yang hangat. Sama seperti di blog pribadinya. Angga cukup memikat banyak gadis disana, karena sosoknya yang gagah dan sangat religius. Elena pun menyadari mungkinkah ia ditakdirkan untuknya?

Hari itu, Angga mengirimkan email ke email Elena. Angga ingin sekali bertaaruf dengannya. Elena terkaget bukan main. Ia meluapkan perasaan gembiranya. Ia tidak sabar ingin bertemu dengan ayah dan ibunya untuk menceritakan hal ini.

Angga pun dengan perantara seorang ustadzah ingin coba mendekati Elena. Menyakan latar belakang dan kebiasaan Elena.

Sudah hampir proses 3 bulan berjalan, mereka siap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Elena pun sudah bersiap untuk menikah. Elena menyiapkan diri untuk pernikahan yang begitu ia impikan. Dengan sosok yang ia impikan.

Allah berkehendak lain, tepat seminggu sebelum pernikahan ternyata Angga menghilang. Ia menghilang entah kemana. Bersembunyikah ia? Atau inikah takdir Allah. Tapi Elena sakit, hatinya hancur, kecewa teramat dalam.



Elena lebih banyak mengurung diri di kamar, hingga sahabatnya berkata "Elena, luka pun butuh oksigen untuk mengeringkannya. Begitupun dengan hatimu. Biarkan luka di hatimu mengering dengan membiarkannya bebas. Bukankah luka lebih lama sembuh jika setiap hari ditutupi dengan plester. Hatimu akan lama sembuh, jika kamu terus menutupinya"

Segera lupakan dia yang mengabaikan kita. Jangan terpaku pada satu orang saja. Kadang kita terpaku menanti begitu lama pada satu pintu yang sudah tertutup, tanpa menyadari ada pintu lain yang terbuka. Dan menunggu kita memasukinya.  

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Tahu, sedang kamu tidak tahu.”

Untukmu wahai yang hatinya terluka ingatlah untuk melihat bintang, mungkin kadang kita harus lalui gelapnya malam, untuk melihat pelangi, kita harus lewati derasnya hujan, bahkan menerobos badai yang menghadang.

Inilah takdir Allah...


Bukan kita yang memilih takdir, takdirlah yang memilih kita. Bagaimanapun, takdir bagaikan angin bagi seorang pemanah. Kita selalu harus mencoba untuk membidik dan melesatkannya di saat yang tepat. 
(Shalahuddin Al Ayyubi)

===================
Semoga ada manfaat dari cerita sederhana ini. Mohon maaf bila terjadi kesamaan tokoh, tempat, serta kejadian. BarakalLah...

@karlinaesari
(Seorang sederhana yang ingin coba menulis)

Jumat, 29 November 2013

Jalan ini yang kutempuh, tetapkan Muslimku selalu

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh...

Nikmat terbesar yang baru aku sadari ialah menjadi muslim. Entah bagaimana rasanya jika aku ditakdirkan Allah dilahirkan dalam keadaan diluar Muslim. Mungkin aku harus bersusah payah mengenal agama Islam. Mungkin aku harus dimusuhi oleh keluargaku. Mungkin aku harus dikucilkan oleh lingkunganku.

Nikmat dari Mu ya Allah, aku dilahirkan dari keluarga yang ayah dan ibu ku beragama Islam. Sejak lahir, suara pertama adzan dan iqomat yang aku dengarkan. Nikmat terbesar dan karunia, sungguh karunia dari Mu ya Rabb...

Entah perasaan apa ini, perasaan begitu tenang, nyaman, yakin, mantap, menuju cahaya sejak mengenalMu Tuhanku Allah Subhanahu Wa 'atala. Tuhan satu-satunya yang aku sembah, yang aku mohon ampun atas segala kekhilafan, atas segala tingkah laku dan perbuatanku, atas segala dosa-dosa yang takkan pernah habis.

Pada akhirnya jalan ini yang kutempuh. Seujung rambutpun aku takkan bimbang, jalan ini yang kupilih. dan Berharap meniti jalan bersama Rasulullah, berada dalam barisannya.

Hadits Rasulullah :
“Aku tak kuasa meninggalkan hal itu, meskipun karenanya kalian akan meletakkan matahari di atasku.”

Nangis meleleh, begitu Rasulullah mengajarkan kita tentang keteguhan keimanan. Keteguhan mempertahankan akidah, keteguhan mempertahankan agama Islam.

Tetapkan muslimku selalu ya Rabb, hingga akhir hayat menjemputku dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin Allahumma Aamiin..

BarakalLah..
Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh
 

Sabtu, 16 November 2013

Toleransi oh toleransi....

Assalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh ^^

16 nov 2013, dinyatakan sebagai hari toleransi internasional?
Banyak pertanyaan brosis, tentang hal ini...

Dimanakah toleransi? ketika di negeri muslim terbesar pakai jilbab besar dan menutupi aurat dgn sebenar-benarnya dianggap tidak pantas dipakai saat kerja sedangkan rok mini, dan kemeja berbelahan dada rendah dianggap baju formal utk bekerja.

Dimanakah toleransi? Ketika pakai cadar, dan celana ngatung dibidik densus sedangkan pakai bikini, dan boxer pendek dibiarkan. Kan sama-sama kebebasan, bebas dong pakai pakaian apah

Dimanakah toleransi? Ketika ibu yg masih harus menyusui anaknya tdk diberikan ruang utk menyusui.

Dimanakah toleransi? Ketika tempat ibadah tdk ada, tdk nyaman.

Dimanakah toleransi? Ketika mempelajari agamanya sendiri dianggap radikal, rasis, pasti tdk akan humanis.

Dimanakah toleransi? Ketika ngetwitt ttg agamanya dianggap ah sok suci lo, ah nyinyir mulu

Mana pejuang HAM ketika hak muslim terhimpit?
Mana para penggaung kebebasan ketika kami muslim juga butuh kebebasan?
Mana para aktivis JIL ketika muslim justru menjadi pihak yg terdzholimi?

Mengapa mereka diam? Pura-pura kah mereka?

Dimana toleransi? Di dekatkan dengan liberalisme dan terlarang utk muslim.
Apakah toleransi seperti itu?

Jika muslim bicara tentang toleransi, langsung di bombardir dengan pernyataan 'makanya bikin lap kerja sendiri, makanya bikin tempat ibadah sendiri, yaelah diributin banget sih yg beginian, kan manusia gak sama imannya, udahlah jd muslim jgn radikal amat, udahlah jadi muslim biasa aja, udahlah jgn sok suci, urusin dulu noh tetangga lo, urusin dulu keluarga lo'

Padahal hey, hello, bukankah itu juga hak kami. Bukankah itu juga hak kami utk bisa memakai pakaian muslim/ah yg baik, bukankah ada hak utk beribadah dgn nyaman, bukankah bebas bicara apa saja di twitter, bukankah ada hak utk menjadi muslim.

Semoga bisa toleransi benar-benar toleransi yah ^^

BarakalLah,
Wassalamualaykum warrohmatullohi wabarokatuh

@karlinaesari

Kamis, 14 November 2013

Upgrading akhlak

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabaraokatuh

Pagi hari ini, diantar ayahku berangkat kerja dan ditengah jalan melihat ada dua mobil yang bersentuhan sehingga menyebabkan agak sedikit lecet di kedua mobil tersebut. Mereka langsung mencaci dan memaki antar kedua nya. Jalanan saat itu memang cukup padat, sehingga kejadian tersebut pasti terjadi.

Namun ada hal menarik yang bisa aku simpulkan, sedemikian parahkah akhlak hingga kita mudah sekali menyalahkan kondisi, menyalahkan keadaan. Sehingga kita lupa siapa diri kita, kita terbakar emosi. Kita terbawa suasana panas. Kita digiring syeitan masuk kedalam nafsu permusuhan. Ya Allah :'(

Hanya karena harta, tahta, jabatan, kedudukan, posisi, atau apapun perkara di dunia ita lebih senang mempertahankan itu semua dibanding memuliakan diri kita dihadapan Allah. Berapa banyak orang yang bertengkar hanya karena harta? Berapa banyak mereka yang saling mencaci, membunuh karena wanita? Sedemikian parahkah akhlak kita???

Bukankah semua itu titipan untuk kita. Bukankah semua itu milik Allah. Bahkan termasuk nyawa kita. Lalu apa hak kita sebagai makhluk yang dititipi Allah. Ya, kita harus menjaganya, memanfaatkannya, dan menebarkannya untuk kebaikan.

Upgrading akhlak memang harus kita lakukan setiap hari. Setiap hari harus melakukan muhasabah akhlak. Apakah keimanan kita sudah sesuai dan sejalan dengan akhlak kita? Apakah benar sholat yang kita lakukan, benar-benar menhindarkan diri dari perbuatan nahi munkar?

Atau malah sebaliknya, akhlak kita berceceran dimana-mana. Akhlak kita mental terpelanting jauh dari diri kita. Akhlak kita terlepas dari keimanan kita. Astagfirullah :'(

Kita merasa ujub, bangga, sombong dengan ibadah yang kita lakukan. Kita merasa telah banyak menimbun amal, sehingga menilai manusia lain hanya sedikit amalannya. Kita merasa sebagai yang satu-satunya ahli ibadah. Kita merasa hanya diri kita yang telah berbuat sedangkan orang lain tidak.

Atau kita merasa nyaman dengan dosa-dosa yang kita lakukan. Kita merasa Allah tidak melihat kita sehingga kita bebas berbuat sesuatu yang kita sukai. Kita tidak lagi memperdulikan orang lain. Kita merasa diri kitalah yang hebat dan kuat.

Astagfirullah, semoga kita terus tidak merasa menjadi seperti itu.

Yuk-Yuk sama-sama kita perbaiki diri

Upgrading akhlak perlu dan harus dilakukan.
Selamat memperbaiki diri.
Selamat bekerja untuk diri sendiri.

Barakallah,
Wassalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh

Minggu, 03 November 2013

putus cinta/gagal taaruf/lamaran ditolak/cv diabaikan, so what gitu loh?

Bismillahirrohmanirrohim,

Assalamualaykum Warrohmatullohi Wabarokatuh ikhwah fillah :')


Judulnya menggelagar yah...hihihi, sengaja, sengaja, biar melek :p
Perkenankan aku menceritakan sedikit gundah gulana, gelisah, merana, ah apalah nama lebaynya itu, hihihi..

Catatan untuk seorang yg putus cinta atau gagal ta'aruf atau lamaran ditolak atau cv diabaikan atau apapun itu yang intinya dia bukan jodoh kamu.

Galau itu manusiawi, kecewa dan sedih juga manusiawi. Tapi jgn sampai berlarut-larut, sampai ngambek, gak mau makan, nyakitin fisik, dan batin. No, tidak.

Ketika kita kehilangan seorang yang amat berarti dalam percintaan kita, kita nangis, kita marah, bahkan kita memprotes Allah dalam tiap doa kita. (Ya Allah, kenapa tdk kau takdirkan dia untukku?) Begitukan doa kita. Hayo ngaku, hayoo, bener kan. Hehehe.

Tenangin diri kita dulu, ambil wudhu. Duduk di pojokkan tapi jangan sambil ngemilin tembok yah, hihihihi.

Tanyakan sejenak pada hati kita, emang yang kita tangisin siapa deh?

Coba deh pikir, kita tangisin orang lain yang Allah takdirkan dirinya dengan orang lain pula. Betulkan?

Justru kita yg harusnya minta maaf, soalnya selalu memikirkan dia yg saat ini telah menjadi pasangan halalnya seseorang disana. Benerkan begitu :')


Tapi diri ini menderita? Sesak nafas ini, hilang jantung ini, membeku rasanya, hampaaa oh hampaaa. Lebay banget kalimat ini :D

Kita merasa demikian karena kita memaksa hati kita utk memilikinya. Ya kan. Rasa memiliki lah yg memenjarakan kecerian, kebahagiaan hati kita.

Lepaskan, ikhlaskanlah rasa itu. Pasrahkanlah pada Allah. Bukankah semua yg ada digenggaman kita merupakan milik Allah. Bahkan termasuk nyawa kita sendiri.

Cinta itu bukan memaksakan kebersamaan. Tidak, itu bukan cinta. Itu obsesi.
Cinta juga tidak bisa kita atur dengan sendirinya. Allah lah yang memberikan rasa itu.


Cinta persoalan sederhana namun rumit untuk dipahami.

Bukan soal kebersamaan atau tidak bersamanya. Tapi memahami cinta ialah, apakah Allah ridho terhadap apa yg kita lakukan :')


Bila memang kita tidak ditakdirkan dengan dia yang kita harapkan, sudahlah jangan terlalu bersedih. Ingatkah skenario Allah tidak akan pernah salah. Allah Maha Sebaik-baiknya Pengatur.

Persoalan diri bukanlah ditakdirkan dengan dia, atau dia. Tapi sudahkah kita memantaskan diri utk Allah, dan Allah pun akan melihat pemantasan diri kita :')

Lepaskan, lepaskan yang bukan ditakdirkan kebersamaannya dengan kita.
Biarlah jodoh urusan Allah, rahasia Allah. 
Tugas kita hanya menjadi hambanya yang bertakwa.

Setuju yah sahabatku...

Wassalamualaykum Warrohmatullohi wabarokatuh..
BarakalLah..

@karlinaesari

Kamis, 31 Oktober 2013

Cinta Allah, puncak segala cinta

Bismillahirrohmanirrihim...

Baru baca artikel tentang cinta kepada Allah, begitu serasa menampar mukaku dengan tamparan yang begitu keras.
Sudah terlalu lama diri ini tidak mencintai Engkau ya Rabb. Sudah terlalu lama aku sudah mencari cinta selain Engkau Ya Rabb :'( :'(

Mungkin aku harus belajar mencintai Rabb nya seperti Nabi Daud Allaihis Salam. Ya, begitu rasa mencintai kepada Rabb nya yang teramat dalam hingga beliau selalu mengutamakan Allah dibanding apapun di dunia ini. Cinta pada Rabb nya terletak diatas kecintaan terhadap diri sendiri, keluarganya, bahkan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga di tengah teriknya padang pasir.

















Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Ya Allah, Ya Rabb simaklah begitu nabi Daud sangat mencintaiMu ya Rabb. Sejenak melihat diri ini, ahh aku masih terlalu sibuk mencari cinta untuk orang lain. Aku masih terlalu sibuk menebarkan cinta kepada orang lain. Aku masih terlalu jauh untuk mencintaiMu ya Allah.

Cinta kepada Allah puncak segala cinta. Seperti halnya perjalanan menuju ke puncak. Pastinya sulit dan berliku. Pastinya banyak hambatan dan rintangan. Pastinya berat dan melelahkan. Sulit, sungguh sangat sulit meraihnya.

Tapi yang aku tahu setelah berada di puncaknya, hanya satu yang terbayang ialah keindahan, kekaguman, rasa syukur, kenikmatan. Bahkan perjalanan menuju puncak yang merasa amat melelahkan tidak akan terasa lagi. Kelelahan dan susah payah itu seakan terbayar lunas bila kita sudah berada di puncaknya.

Letakkanlah cinta kepada Allah terletak dalam kepalamu, dalam hatimu, dalam pikiranmu. Bersabarlah, bersusah payahlah, berusahalah meraihnya. In syaa Allah, yuk kita berazzam..

Barakallah...

@karlinaesari